Monday, September 16, 2013

Penyakit Dan Musibah Adalah Penghapus Dosa

:: al-Quran ::
Allah ﷻ berfirman:
“Dan apa jua yang menimpa kamu dari sesuatu kesusahan (atau bala bencana),maka ia adalah disebabkan apa yang kamu lakukan (dari perbuatan-perbuatan yang salah dan berdosa) dan (dalam pada itu) Allah memaafkan sebahagian besar dari dosa-dosa kamu.”
(asy-Syura [42]: ayat 30)

:: Hadis 1 ::
dari Abu Hurairah,Rasulullah ﷺ bersabda,
“Ujian sentiasa menimpa orang mukmin dan mukminah pada dirinya,anaknya dan hartanya,sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada kesalahan pada dirinya.”
(HR. at-Tirmidzi,no.2399. dinilai 'Hasan Sahih' oleh at-Tirmidzi)

:: Hadis 2 ::
dari Abdullah bin Mas'ud,dia berkata,
“Aku pernah menjenguk Rasulullah ﷺ,ketika itu baginda sedang menderita rasa sakit yang sangat berat,lalu aku memegang baginda sambil berkata: ‘Wahai Rasulullah,sepertinya engkau sedang menderita sakit yang sangat berat’. Baginda menjawab: ‘Benar,rasa sakit yang menimpaku ini sama seperti rasa sakit yang menimpa dua orang dari kamu’. Kataku selanjutnya: ‘Sebab itu engkau mendapatkan pahala dua kali lipat’. Baginda menjawab: ‘Benar’. Kemudian baginda bersabda lagi: ‘Tidaklah seorang muslim yang menderita sakit atau yang lain,melainkan Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan dedaunannya’.”
(HR. Bukhari,no.5648)

:: Hadis 3 ::
dari Abu Hurairah,Nabi ﷺ bersabda,
“Tidaklah seorang Muslim yang ditimpa musibah seperti keletihan,penyakit,keresahan,kesedihan,gangguan dan kegundahan bahkan duri yang melukainya sekalipun melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya.”
(HR. Bukhari,no.5641)

:: Hadis 4 ::
dari ‘Aisyah,Rasulullah ﷺ bersabda,
“Tidaklah sesuatu yang memudaratkan seorang Mukmin walaupun duri yang memusibahkannya,melainkan dituliskan baginya satu kebaikan atau dihapuskan daripadanya satu kesalahan.”
(HR. Muslim,no.2572)

:: Hadis 5 ::
dari Syaddad bin Aus,Rasulullah ﷺ bersabda,
“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla berfirman: ‘Sungguh Aku bila menguji seorang hamba-Ku yang mukmin,lalu ia memujiku atas ujian yang aku timpakan kepadanya,maka ia bangkit dari tempat tidurnya tersebut bersih dari dosa seperti hari ibunya melahirkannya’. Rabb ‘azza wa jalla berfirman: ‘Aku telah menahan hamba-Ku (dari amal soleh) dan Aku mengujinya. Maka berilah dia ganjaran sebagaimana kamu memberikan (menuliskan) ganjaran ketika dia berada dalam keadaan sihat’.”
(HR. Ahmad,no.16496. ath-Thabrani [rujuk: Mu’jam al-Kabir,7/297]. Dinilai ‘Hasan’ oleh Syaikh al-Albani [rujuk: Silsilah as-Sahihah,4/144]))

NOTA:
Hadis ini ‘Dhaif’ kerana terdapat 2 perawi dikritik. Kerana di dalam sanadnya terdapat perawi yang bernama Ismail bin Ayyash & Rasyid bin Daud al-Son’ani. Ismail bin Ayyash dinilai ‘Dhaif’ oleh imam an-Nasaie (rujuk: adh-Dhu’afa’ wal Matrukin,34). Kata Imam ‘Ali ibnu al-Madini,dia (Ismail bin Ayyash) tsiqah jika dia meriwayatkan dari sahabatnya Ahli Syam,tapi jika dia meriwayatkan dari selain Ahli Syam,maka di dalamnya terdapat kelemahan (rujuk: Abu Ja’far bin Abi Syaibah,Sualat Ibnu Abi Syaibah,233). Kata Imam Ahmad: “Apa yang dia riwayatkan dari al-Syamiyyin (orang-orang Syam) adalah sahih,namun apa yang diriwayatkan dari Ahli Hijjaz tidak sahih” (rujuk: Ibn ‘Adiy,al-Kamil,1/472). Imam al-Bukhari juga berkata: “Apa yang diriwayatkan dari al-Syamiyyin,ianya sahih” (rujuk: Tarikh al-Kabir,1/369). Perawi kedua adalah Rasyid bin Daud al-Son’ani,yang mana dia dinilai ‘Dhaif’ oleh imam ad-Daraquthni (rujuk: Abi Bakr al-Barqani,Sualat al-Barqani,157).

No comments:

Post a Comment